Sering
kita berdoa
mendambakan bertemu dengan seseorang yang kita inginkan
namun Tuhan
selalu tahu yang kita butuhkan
Tak kan pernah tertukar
mempertemukan dengan
seseorang yang tepat.
Sepanjang usia aku belum pernah
sekali pun bermimpi untuk bertemu dengan seseorang yang hebat, Mbak Clara Ng. Bukan karena aku terlalu takut
mimpiku tak kan terwujud namun hingga sesaat sebelum pertemuan itu, aku
benar-benar tak mengenalnya.
Sabtu,
21 Mei 2011
Tak ada yang lebih indah dari terus
memejamkan mata, sekadar memanjakan diri menikmati hari libur. Tidak untuk hari
ini, agenda penting telah menanti. Sekitar 45 menit menyusuri jalan, akhirnya
sampai juga di Ria Djenaka Coffe House and Resto,Malang. Semangat menggebu
menyelimuti diri, di depan pintu masuk melambai spanduk 'Kelas Kreatif Fiksimini-Menulis Fiksi Itu Mudah'. Di bagian bawah
spanduk ada beberapa nama penyaji materi, antara lain : Clara Ng (Gerhana Kembar), Dewi
Sekar (Perang Bintang), Nanang Suryadi (Kumpulan puisi Biar), dan Oddie Frente (Cemburu
Itu Peluru).
Berbekal hasil berselancar di
internet, setelah check in dan memasuki ruang acara, aku bisa mengenali seorang
wanita yang tengah sibuk membantu panitia membungkus hadiah dan memasukkan isi goodie bag adalah Mbak Clara Ng. Kala
itu waktu sudah hampir menunjukkan pukul 9 namun suasana masih lengang, hanya
ada aku dan tiga peserta yang lainnya. Kerelaan kaki beranjak ke tempat ini
meski harus melewatkan nikmatnya bermalasan kala hari libur pun tak sia-sia,
panitia membagikan buku gratis bagi sepuluh peserta pertama yang hadir.
Sekitar pukul 09.30 sudah banyak
peserta yang tiba dan panitia segera memulai acara. Acara dibuka dengan perrkenalan
panitia dan komunitas Fiksimini Malang. Setelah itu acara demi acara bergulir
mulai dari materi menulis fiksi (Clara Ng), materi karakter tokoh ( Dewi
Sekar), isoma, jalan-jalan di Malang Tempoe Doeloe bersama Mbak Clara
Ng, nonton film mini, materi puisi (Nanang Suryadi), dan ditutup dengan ceria
oleh penampilan kocak Bang Oddie Frente (pengenalan Fiksimini). Semua berjalan dengan menyenangkan. Peserta dan
panitia terlihat antusias mengikuti setiap tahap acara, pada sesi tanya jawab
pun peserta dan panitia selalu ramai memberondong pemateri dengan pertanyaan.
Banyak pengalaman seru yang berharga selama acara, seperti ketika sesi puisi dan
fiksimini tiba-tiba peserta harus membuat puisi mini dalam waktu yang singkat. Wajah-wajah
tegang peserta yang mewarnai detik-detik itu. Ketika karya peserta dibedah,
wajah tegang pun mencair berganti seulas senyum.
Satu
hal yang istimewa telah terjadi hari itu. Perkenalanku dengan sosok Mbak Clara
Ng. Aku seperti tersihir saat menyimak
penuturan beliau pada materi menulis fiksi. Terkesan dengan perkataan beliau
yang penuh semangat, melecutku
untuk berkarya. Buku Mbak Clara Ng bagai candu buatku, sekali membacanya
membuatku ketagihan untuk terus memburu karya yang lain. Pada waktu acara
jalan-jalan ke Malang Tempoe Doeloe
pun Mbak Clara sangat ramah. Buat teman-teman yang penasaran dengan sosok yang
telah mencuri hatiku bisa mengintip di http://clara-ng.blogdrive.com/.
Warisan
berharga dari Mbak Clara Ng, Materi Menulis Fiksi Itu Mudah, yang
terekam olehku. Semoga bermanfaat.
MATERI
·
Novel merupakan bentuk prosa panjang yang
di dalamnya terdapat unsur fiksi.
·
Fiksi -> tidak nyata tetapi di
dalamnya ada kenyataan (truth). Di dalam
fiksi ada ciri khas, ada aturan-aturan, dan bukan catatan harian. Ada bumbu
drama di dalamnya.
·
Unsur-unsur Fiksi :
1.
Setting : menceritakan kapan dan di mana
cetita akan terjadi. Unsure setting meliputi penglihatan, perabaan, penciuman,
pendengaran, pengecapan.
2.
Tokoh :
dari tokoh yang kita buat bisa lahir sebuah setting. Setiap tokoh pasti ada kelebihan dan kekurangan, jangan
menciptakan tokoh yang terlalu sempurna membuat
cerita menjadi membosankan. Tokoh yang lemah adalah tokoh yang menciptakan
keadaan bikin ke arah buruk (konflik).
SETTING + TOKOH = KONFLIK/ PLOT
(ALUR CERITA)
Contoh
konflik : manusia vs alam
manusia vs manusia lain
manusia vs hewan
·
Ide-ide prima :
1.
Ada konflik : bertujuan
untuk membuat pembaca percaya. Salah satu cara membuat konflik adalah dengan
menciptakan masalah yaitu keinginan tokoh yang kuat untuk meraih sesuatu dan
risiko kalau tidak terpenuhi.
2.
Opening :
yang perlu diingat, opening bukanlah
prolog melainkan sejarah/ background/
alasan mengapa melakukan suatu hal. Suatu novel harus dimulai dengan pembukaan
yang bagus.
3.
Closing :
kita harus menentukan ending dengan cermat sejak awal.
Ide -> plot-plot-plot -> adegan-adegan- adegan
·
Sudut pandang (aku, kamu, mereka) : sesuaikan
dialog dengan dialek. Dalam dialog jangan terlalu banyak dialek karena akan
menjadi pengganggu. Novel bukan skenario jadi jangan terlalu banyak dialog, perbanyak
setting. Hilangkan dialog yang tidak penting /kalau dihilangkan tidak
berpengaruh. Untuk sudut pandang ke tiga, hati-hati
dengan pergerakan yang terlalu cepat dari satu tokoh ke tokoh lainnya. Jika ingin
menulis cerita dalam cerita, coba ciptakan medium (dunia yang berbeda) dengan
cerita utama.
·
Kata keterangan dan kata sifat digunakan seminimal mungkin,lebih
baik menggunakan kata kerja.
Setelah berjemur di Malang Tempoe Doeloe |