Rabu, 26 September 2012

Belajar dari Alam yang Kudatangi..Mengeja setiap Tempat yang Kukunjungi.. (YOGYAKARTA II)

it's not destination but it's journey

Mbamboeng Ria bareng Ongisign's Crew

 

10-11 Juli 2010

Perjalanan hati bareng nawak-nawak melukis di Ongisign. Perjalanan kali ini terdiri dari enam orang Bekti, Anis, Mia, Aku, Mala, dan Anton. Kebetulan Mala dan Anton domisilinya di Jogja. Kami sudah pernah melakukan beberapa traveling, namun perjalanan kali ini sangat berbeda. Tidak main-main (atau malah sangat main-main :p) pada traveling ini kami membawa banner segala :)) 

Filosofi Banner

Warna Dasar Biru
Warna yang kami pilih sebagai dasar banner warna biru, ini sesuai dengan warna Bumi Arema. Tapi setelah dicetak jadinya malah keunguan gitu :)

Logo Ongisign di kanan-kiri dan Tulisan Ongisign
Menunjukkan identitas kami sebagai Ongisign's Crew

Sak Jiwo (Satu Jiwa)
Mengandung harapan kami, senantiasa satu tujuan, satu jiwa, persahabatan yang langgeng sampai menutup mata, aaamin

Teks "Mbamboeng Ria!! Mboandingno Setudi Ngubengi Ndunyo Indonesia"
Yang artinya............hehehe
Jadi ini merupakan rangkaian perjalanan kami mengelilingi Indonesia. Perjalanan berharga mempelajari setiap sudut yang kita kunjungi.

Traveling kali ini pun selain untuk refresing, istirahat sejenak dari rutinitas, kami juga ingin mempelajari teknik pembuatan sepatu lukis di tempat lain juga mencari supplier bahan-bahan dengan kualitas bagus dan harga lebih murah. Berbekal alamat yang kita peroleh dari internet, kami mulai mencari informasi kepada kenalan kami yang berada di jogja. Ternyata tempatnya lumayan jauh dari tempat kita menginap, jadi untuk traveling kali ini kami putuskan untuk mencari bahan saja. Setelah berkeliling kami tidak menemukan harga yang lebih murah dari pemasok tetap kami selama ini. 

Selama di Jogja kami menginap di kosan Anton. Waktu itu musim liburan, jadi teman-teman kos Anton banyak yang mudik. Kami menginap di kamar Anton, sementara dia mengungsi di kamar temannya.
ini nih jalan menuju kosan Anton, deket Calista n Happy Puppy
 Hari pertama di Jogja kami berjalan-jalan di sekitar kawasan malioboro, wisata belanja di Pasar Bringharjo dan mengunjungi Museum Vredeburg. Hari itu Anton sebagai tour guide kami, ada pekerjaan. Jadi dengan naik mobil kantor kami di drop di Malioboro (inget banget serasa sales i*dosat :D). Sorenya kembali disamperin Anton.

Sore itu kami makan di angkringan, beralaskan tikar yang digelar di trotoar. Ketika sedang makan tiba-tiba hujan turun dengan derasnya, akhirnya kami melipir di bawah atap teras tempat si Penjual. Suasana semakin menyenangkan karena banyak motor yang lalu lalang naik lewat ke trotoar (serasa backpackers, hihi).

Pada perjalanan dari Malang ke Jogja, Aku dan Bekti tidur pulas sepanjang jalan, sedang Mia dan Anis gak bisa tidur, tegang sama cara nyetir si Bapak sopir travel. Akhirnya menjelang senja mereka berdua udah capek banget. Jadi kami memutuskan kembali ke kosan Anton dahulu untuk beristirahat dan melanjutkan jalan-jalan lagi malam harinya. Ternyata oh ternyata, para cewek pun bablas tertidur, jadi Anton nungguin kok gak ada yang keluar, pokoknya gak nglilir :))

Besoknya pagi-pagi yang lain masih leyeh-leyeh, aku dan mia jalan-jalan pagi nyari sarapan Gudeg. Kemudian hari itu kami menuju Candi Prambanan dan mampir ke rumah mbak Dian, mbaknya Mala. Dulu aku pernah numpang nginep juga di rumah Mbak Dian, tapi bukan yang di rumah  ini. Dulu aku suka banget sama rumah mbak dian, suaminya yang seorang desain grafis, mendandani rumahnya dg sangat cantik. Dindingnya dihiasi foto mereka yang sangat eksotis (hehe) pokoknya banyak sentuhan seni di sana sini. Ada satu kamar yang isinya kepingan DVD Film, si empunya rumah doyan banget nonton. Di rumahnya yang sekarang pun aku masih suka, bagian depan dan belakang ada taman, di dalam rumah ada ruangan khusus mirip perpustakaan. I dream it. Hari itu kami juga sempet makan siang di Warung Prasmanan Mangut lele, lupa namanya..menunya beraneka macam, nasinya pun ada beras putih ada beras merah, enyaaakk....


Taman depan Rumah Mbak dian, desainnya bagus kan :)




Prambanan


duh, ndablegnya :p

Perjuangan Mala berburu foto :D

ala Jeng Kelin :))

Menikmati permainan Gamelan

Mafia-mafia Ngalam
Ceria!!!

ini nih yang kosnya kita jajah, tararengkyu...
Happy Travelling!!!!

Senin, 24 September 2012

Belajar dari Alam yang Kudatangi..Mengeja setiap Tempat yang Kukunjungi.. (YOGYAKARTA I)

Pulang ke kotamu, ada setangkup haru dalam rindu
Masih seperti dulu
Tiap sudut menyapaku bersahabat penuh selaksa makna
Terhanyut aku akan nostalgi saat kita sering luangkan waktu
Nikmati bersama suasana Jogja.........

Aku lahir dan tumbuh di kota yang jaraknya ribuan mil dari sana. Namun aku bahagia tiap kali mengunjungi Yogyakarta. Berkali-kali pergi ke sana tak membuatku jenuh.
Aku selalu merindukan malam-malam di Jogja, bersantai di angkrigan sekitar alun-alun untuk sekedar menyeruput hangatnya wedang ronde. Dimanjakan dengan pemandangan wajah-wajah ceria. Aku selalu tertarik dengan berbagai permainan sederhana di sana, becak2an ato sepeda tandem.
Makan lesehan hanya beralaskan tikar di trotoar jalan, suasana terasa lebih syahdu ketika tiba-tiba hujan turun dengan derasnya :D
Untuk wisata belanja juga tak kalah asyiknya, Pasar Bringharjo dengan berbagai macam barang dengan sentuhan batik, asesories, makanan, dll. Oh iya tempat ini juga sangat tepat menjadi tujuan untuk yang sedang mencari souvenir pernikahan, barang-barangnya beraneka macam dan tentunya dengan harga yang lumayan terjangkau. 

Yang tak kalah mempesona ketika kita menyusuri kawasan Malioboro. Berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti karangan bunga, Malioboro menjadi kembang yang pesonanya mampu menarik wisatawan. Tak hanya sarat kisah dan kenangan, Malioboro juga menjadi surga cinderamata di jantung Kota Jogja.
Seorang Ibu menunjukan proses membatik (@Mirota Batik)

Sarapan pagi menu khas Gudeg Jogja (belakangan baru tahu ternyata ini makanan fav. suami tercincah)

Benteng Vredeburg

Bangunan yang terletak tepat di seberang Istana Kepresidenan Yogyakarta, merupakan salah satu bangunan yang menjadi wisata arsitektur di Kawasan Nol Kilometer atau Jalan A. Yani, seruas Jalan Malioboro. Bangunan yang dulu dikenal dengan nama Rusternburg (peristirahatan) dibangun pada tahun 1760. Kemegahan yang dirasakan saat ini dari Benteng Vredeburg pertama kalinya diusulkan pihak Belanda melalui Gubernur W.H. Van Ossenberch dengan alasan menjaga stabilitas keamanan pemerintahan Sultan HB I. Pihak Belanda menunggu waktu 5 tahun untuk mendapatkan restu dari Sultan HB I untuk menyempurnakan Benteng Rusternburg tersebut. Pembuatan benteng ini diarsiteki oleh Frans Haak. Kemudian bangunan benteng yang baru tersebut dinamakan Benteng Vredeburg yang berarti perdamaian.

Benteng Vredeburg ini memiliki denah berbentuk persegi dan menghadap barat. Sebelum memasuki pintu gerbang utama terdapat sebuah jembatan sebagai jalan penghubung utama arus keluar masuk Benteng Vredeburg. Ciri khas pintu gerbang ini bergaya arsitektur klasik Eropa (Yunani-romawi). Hal ini dapat dilihat melalui bagian tympanium yang disangga empat pilar yang bergaya doric.Sejarah kepemilikan Benteng Vredeburg adalah milik Kasultanan Yogyakarta, tetapi atas kepentingan Belanda maka benteng ini berpindah tangan pada Pemerintahan Belanda (VOC) dibawah pengawasan Nicolaas Harting, Gubernur Direktur Pantai Utara Jawa. Pada saat masih berfungsi sebagai benteng, bangunan ini dikelilingi oleh parit yang berfungsi sebagai pertahanan awal dari serangan musuh. Namun sekarang parit tersebut hanya tersisa di bagian depan gerbang utama dan hanya berfungsi sebagai drainase saja.

Sampai saat ini masih kita jumpai bastion yang berada di keempat sudut benteng. Keempat bastion itu diberi nama Jayawisesa (barat laut), Jayapurusa (timur laut), Jayaprokosaningprang (barat daya), dan Jayaprayitna (tenggara).Pada bagian dalam benteng terdapat bangunan yang disebut gedung Pengapit Utara dan Selatan. Bangunan ini pada mulanya diperkirakan digunakan sebagai kantor administrasi. Berdasarkan hasil penelitian bentuk asli, bangunan yang ada merupakan bentuk asli dengan ornamen gaya Yunani masa Renaisance. Hal ini menunjukkan usianya yang relative lebih tua dan lebih dekoratif dibandingkan dengan bangunan yang lain. Dari masa ke masa benteng ini mengalami perubahan fungsi dan bentuk sesuai keadaan politik saat itu. Seperti yang dijumpai pada masa sekarang, benteng ini telah berubah fungsi menjadi museum.(teks oleh Aan Ardian/www.kotajogja.com) 




Megahnya Museum Vredeburg



Di antara patung raksasa Jenderal Sudirman dan Urip Sumohardjo

Feri memejamkan mata menikmati semilir angin :p


Ruang Diorama 4



Mesin Ketik Merek Royal, digunakan pd awal berdirinya Surat Kabar Kedaulatan Rakyat











Taman Bermain di bagian belakang Museum



melepas lelah di trotoar jalan Malioboro
Sejak kapan ya ada Patung Selamat Datang Jogja di sini??? :p

Rabu, 19 September 2012

Let's show our love with praline!!!

08022012-08082012

Setengah putaran bumi mengintari matahari...
Selama itu pula kujalani hidup bersamamu...

Lidah kelu...
Tergugu...

Hanya mampu mengucap syukur dalam bisu...

Besok 08082012 genap enam bulan usia pernikahan kami. Dua hari yang lalu aku sudah berniat untuk membuat praline sebagai hidangan lebaran. Namun sampai malam ini belum juga aku beranjak ke dapur. Teringat esok kami berulang bulan, seperti mendapat asupan suplemen cinta, kulangkahkan kaki diiringi hati yang riang ke dapur. Sebenarnya ide ini muncul saat aku tengah berbelanja bahan-bahan untuk membuat praline. Di toko tersebut aku menemukan kotak kue, dasar kotak berwarna emas, satu kotak disekat menjadi enam ruang, dengan tutup berwarna transparan. Let's show our love with praline!!! The sweet chocolate for my sweetheart :*


Ternyata menghias praline tak semudah yang aku bayangkan. Setelah berjuang dengan kekuatan bulan, akhirnya berhasil membuat tulisan di atasnya, walo tulisan tidak rata dan miring-miring :D Karena suami tengah berada di negeri nan jauh di sana, akhirnya coklatnya aku yang makan dan suami cukup dikirim gambarnya saja. :p

Akhir minggu aku membuat lagi praline, dengan coklat yang lebih beraneka rasa dan bentuknya juga beragam. Senangnyaaa....

Praline buatanku aku isi dengan selai blueberry, kismis, kacang mede, dan kurma. Kebanyakan praline yang berbentuk hati aku isi dengan kacang mede favorit suami. Sedang favoritku, praline isi kurma. Untuk ini tidak memerlukan cetakan, jadi kurma aku hilangkan isinya, kemuadian aku celupkan ke lelehan coklat, di atasnya kemudian dihias dg garis-garis lengkung.

Praline favoritku, bentuk dan warnanya manis
Macam-macam bentuk Praline
Khusus dikemas dengan cantik untuk dibawa sebagai oleh-oleh ke rumah mertua 


Alhamdulillah ada juga kue bikinan sendiri yang bisa dibawa ke rumah mertua, hehe...Waktu di rumah mertua sungguh membuatku tersipu, suami berkali-kali menyebut, ini bikin sendiri lo...Saking bangganya atau saking gak ada yang bisa dibanggakan lagi :p Trus di rumah mertua banyak ponakan yang masih kecil, jadi praline-nya laris manis deh, asyiiik...
Sebagian ponakan bergaya bareng Om Dodo :))

Cara Membuat Praline (Alternative 1)
1. Jerang air di atas api hingga muncul satu dua gelembung kemudian matikan. Jika punya termometer yang khusus untuk mengukur derajat air panas, ukur sekitar 30-40 derajat Celcius.

2. Letakkan mangkok melamine berisi coklat di atasnya. Aduk coklat hingga meleleh. Cara pengadukan yang benar adalah dengan cara menekan coklat pada dinding panci yang panas. Jadi coklat dilelehkan tidak dengan panas api melainkan dengan memanfaatkan panas dinding panci. 

3. Kemudian masukkan ke dalam cetakan, kasih filling sesuai selera.

Cara Membuat Praline (Alternative 2)
1. Jerang air di atas api. Gunakan dua wadah, yang bagian bawah (berisi air) lebih kecil dari wadah bagian atas (berisi coklat). Ini bertujuan agar air dari wadah bagian bawah tidak masuk ke dalam wadah yang berisi coklat.

2. Aduk coklat hingga meleleh. Jadi coklat dilelehkan tidak dengan panas api melainkan dengan memanfaatkan uap air dari wadah bagian bawah. 

3. Kemudian masukkan ke dalam cetakan, kasih filling sesuai selera.


 

Selasa, 11 September 2012

Puding Mangga Tlenyer..Tlenyer..

Wangi aroma mangga, manis lembut di lidah, treces...treces...

Santapan yang sempurna untuk siang yang terik..
Puding Mangga Tlenyer..Tlenyer..

Hawa siang ini begitu panas, sepertinya akan terasa segar jika ada puding mangga, slurp..Keinginan itu ternyata tak surut juga ketika matahari mulai tergelincir dan udara mulai sejuk. Sore itu aku berbelanja di Toko AVIA Malang, kebetulan letaknya tidak terlalu jauh dari kantor, bisa ditempuh dengan berjalan kaki, sekalian olahraga sore. Namun kalau capek biasanya berangkat berjalan kaki, pulang naek angkot. :)

Ngomong-ngomong tentang Toko AVIA, ada cerita lucu. Di antara teman-teman kerja satu  seksi, ada salah seorang Ibu yang hobi banget datang ke Toko AVIA. Hampir setiap hari beliau ke sana. Bahkan berjalan kaki sendirian pun tak masalah, untuk sekedar beli telur asin atau kue lapis favorit beliau. Sebenarnya hampir semua teman satu seksi juga senang berbelanja di sana namun tidak sesering Si Ibu. Kemudian kami mulai usil menggoda Si Ibu, ketika terlihat sedih, Si Ibu digoda mungkin belum apel ke AVIA jd lemes. Kemudian jika ada yg ijin keluar kantor, kami pasti godain, pasti mau ke AVIA. Jadi sepanjang hari tema kami dipenuhi oleh AVIA. kami yang mau pergi ke tempat lain pun terkadang jika ditanya, sering menjawab ke AVIA. Sampai akhirnya Si Ibu terlihat jarang ke AVIA atau mungkin ke AVIA tanpa sepengetahuan kita. Nakalnyaaa kami...

Sebenarnya tidak salah jika Si Ibu sangat senang berbelanja di AVIA, karena toko tersebut sudah berdiri selama berpuluh-puluh tahun dan lengkap menyediakan bahan-bahan kue dan roti, jajanan lama,barang kebutuhan sehari-hari dsb. Karena lokasinya di pojokan jalan, Toko AVIA memiliki bentuk bangunan art-deco berbentuk oval, ini mempengaruhi interiornya yang cukup unik: deretan rak berbentuk oval dan menurun.
Toko AVIA tampak dari seberang jalan


Sedari dulu hingga sekarang Kajoetangan straat atau yang kini lebih dikenal dengan Jl.Jendral Basuki Rahmat merupakan pusat perniagaan yang sangat ramai di Kota Malang.  Kajoetangan straat  membentang dari utara ke selatan. Ujung utaranya bersambungan dengan Tjelaket straat, dimulai dari pertigaan yang merupakan landmark Kota Malang hingga kini dengan Toko Semarang atau yang kini telah menjadi Toko AVIA dipojoknya.
Toko AVIA tempe doeloe


Itulah sekelumit tentang Toko AVIA yang legendaris, sekarang kembali ke topik utama, puding mangga sang pelepas dahaga.

Oh iya tanpa janjian ternyata suami yang tengah nan jauh di sana rupanya sehati juga membeli puding mangga :)
Namun aku baru sempat memasak puding tersebut hari Minggu ketika libur kerja, kebetulan ada seorang teman yang akan berkunjung ke rumah. Dua hari sebelumnya di kantor ada penjual mangga masak pohon datang, harganya menurutku masih sangat mahal, Rp 25.000/kg. Namun rasanya, jangan ditanya lagi,leziiiiis abis..sebanding dengan manis..segarnya puding yang kudapatkan..

Proses memasaknya mudah dan tidak membutuhkan waktu yang lama.
Bahan :
- Agar-agar bubuk plain 1 bungkus
- Nutrijell mangga 1 bungkus
- Daging mangga (300gr), setengah bagian diblender, kemudian setengahnya lagi dipotong bentuk dadu untuk toping
- Air 600 ml
- Susu kental manis putih 1/4 kaleng
- Gula pasir 250 gr

Cara Membuat :
  1. Blender daging mangga dengan 150ml air
  2. Campur jadi satu dalam panci susu, sisa air, gula pasir, dan agar-agar bubuk, nutrijell aduk hingga tercampur rata, setelah itu baru masukkan mangga yang telah di blender lalu aduk kembali.
  3. Dimasak diatas kompor sampai mendidih, jangan lupa sambil di aduk terus.
  4. Kemudian diangkat lalu tuangkan dalam cetakan, diamkan sampai dingin. Atau lebih cepat masukkan kedalam kulkas atau lemari es.
variasi penyajian Puding dalam Gelas



Selasa, 04 September 2012

From CITO to CINTO

Today I celebrate my love for you........

Setahun yang lalu, berawal dari langkah malu-malu

KUMENEMUKANMU

Cita-cita lambat laun menggunung menjadi Cinta

Menyusup ke dalam

Seperti ketika aku tengah jatuh hati pada bintang, laut, dan langit


Dalam temaram kadang bintang tak datang

Laut pun tak selalu tenang

Namun tak putus asa menanti hangat mentari

Bersama mengurai tanya

Satu persatu terjawab dalam KITA

Aku BAHAGIA...............